Kamis, 15 November 2018

camtasia studio 6




Camtasia Studio 6 from TechSmith is an outstandingly easy-to-use program for creating HD-quality training, teaching and marketing videos for the web and mobile devices. It's a great way to demonstrate a process, a product or an idea. Screenshots of a desktop are one thing, but the ability to produce high-quality video demos that actually show your products 'in action' is a compelling feature for businesses that sell software products or services.
Camtasia Studio records exactly what you see on your computer screen, what you say (if you have a microphone connected) and how you interact with any web site or Windows-based application, such as PowerPoint. You can then edit the interactive content and share it online in all popular streaming media formats.

buku in other words a coursebook on translation mona baker

This bestselling Coursebook addresses the need for a systematic approach to training in translation studies by drawing on key areas in modern linguistic theory and relating them systematically to a number of translation problems and strategies. The strategies are identified by an examination of authentic examples of translated texts in a variety of languages. No knowledge of linguistics or foreign languages is assumed. Each chapter begins with an explanation of the key linguistic concepts referred to and ends with a series of practical exercises. By striking a balance between theory and practice, the book provides a sound basis for training professional translators. 






JENNIE - 'SOLO' M/V











SAYA AKAN SOLO, DOWNLOAD DISINI






Sabtu, 26 Mei 2018

Persiapan Membuat Film - ppt download

Persiapan Membuat Film - ppt download


Film yang baik tentunya memiliki cara pembuatan yang baik dan sesuai kaidah. Proses pembuatan film sering disebut sebagai filmmaking. Filmamaking melibatkan bebarapa tahap, antara lain ide, naskah, casting, shooting, editing, dan screening sebelum film dirilis secara besar-besaran.
Proses filmmaking dilakukan di banyak tempat di seluruh dunia dengan berbagai konteks ekonomi, sosial, politik, serta menggunakan teknologi dan teknik yang sistematik. cara pembuatan film yang satu dengan lain pada dasarnya sama, yang membedakan adalah tantangan untuk mewujudkan step by step pembuatan tersebut.
Nah, kamu pecinta film dan ingin mencoba membuat film sendiri? Yuk, pahami dasar-dasar cara pembuatan film berikut ini!
1. Menentukan Ide Cerita
Buatlah sebuah ide cerita untuk filmmu. tentukan terlebih dulu genre film yang ingin kamu buat. Drama, horor, action, atau genre lain. Usahakan untuk menciptakan ide cerita yang tidak pasaran. Kalau toh kamu ingin mengangkat cerita yang sudah umum, kemaslah dengan unik. Selain itu, cobalah untuk menentukan tema cerita yang familiar dengan masyarakat karena biasanya masyarakat suka menintin film yang “ini kisah gue banget loh”.
2. Tentukan Sasaran Penonton
Setelah menentukan ide cerita dan tema. Tentukan pula film ini ingin ditujukan untuk siapa? Apakah anak-anak, remaja, atau dewasa? menentukan segmentasi penonton akan mempermudah kita membuat alur cerita yang menarik.
3. Membuat Sinopsis Film
Sinopsis adalah komponen yang harus ada dalam sebuah film. Semua film memerlukan sinopsis, tidak terkecuali film dokumenter. Tulislah sinopsis yang ringkas, padat, jelas, tepat sasaran dengan konflik yang jelas, dan ending yang bisa memberi kejutan bagi penonton.
4. Menulis Skenario
Setelah membuat sinopsis singkat, langkah selanjutnya adalah menulis skenario. Skenario ini bisa kamu tulis sendiri atau meminta orang lain (yang kompeten) untuk menuliskannya. Skenario harus ditulis seecara detail dan rinci. Dimana scene akan diambil (apakah diluar atau di dalam ruangan), bagaimana ekspresi dan gerak-gerik para pemain, serta penjelasan dilokasi mana mereka akan mengambil gambar.
5. Menyiapkan Alat-alat Teknis
Tentukan story board (alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana), tentukan lokasi yang sesuai dengan skenario. Siapkan kru, lampu, kamera, setting, property, kostum, make up team, dll.
6. Tentukan Budget
Setelah menentukan semua alat teknis dan pemain yang kita inginkan, maka kita harus membuat anggaran agar tidak melebihi budget yang sudah kamu tentukan. seandainya anggaran melebihi budget mungkin kamu bisa menyiasati dengan “sewa” entah itu sewa kostum, properti atau alat sehingga biaya tidak terlampau membengkak.
7. Syuting dan Editing
Setelah ke enam komponen persiapan siap dan izin untuk pembuatan film sudah turun, maka kamu sudah bisa memulai proses syuting sesuai dengan skenario yang ada. Apabila proses syuting sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah mengedit film berdasarkan urutan scene dalam skenario.
8. Review dan Revisi
Setelah melalui tahap editing bukan berarti film sudah jadi. Alangkah baiknya jika kamu meriviewhasil film yang sudah ada kemudian melakukan revisi apabila ada scene yang jelak dan tidak sesuai dengan skenario. Scene tersebut bisa kamu buang atau kamu ganti dengan yang baru.
9. Buat Promosi
Setelah semua proses pembuatan selesai, saatnya kamu mempromosikan film yang kamu buat dengan berbagai media. Bis amelalui web, blog, twitter, facebook, poster, trailer, dan media lain.
10. Masukkan dalam DVD
Setelah seluruh proses persiapan, pembuatan, dan revisi selesai. Kamu bisa memasukkan film tersebut dalam keping DVD untuk digandakan. Entah itu untuk keperluan pribadi atau promosi.
Setelah memahami kesepuluh proses dasar pembuatan film ini, saatnya kamu menciptakan filmmu sendiri. Mulailah untuk latihan menulis skenario terlebih dahulu dengan membaca contoh format skenario. Mau belajar jadi filmmaker? Tertarik dengan dunia film? IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film dan Kursus Film, lho! Kamu bisa wujudkan impian kamu menjadi FilmMaker.

Jumat, 20 April 2018

anda dapat mendownload foto ini dengan mengklik https://drive.google.com/open?id=1otaBIMmQOE_0PcbPOaYtQJZdrzuPva8bdownload

perkembangan anime di indonesia


Anime (\アニメ) adalah Animasi Jepang (Japanese Animation) yang banyak digunakan di berbagai serial TV, Film, Video, Games, Komersial, dan Beberapa Situs Internet. Kian Lama Anime ini semakin Populer. Banyak Serial TV Anime yang diambil dari Manga (Komik Jepang). Nama Anime diambil dari kata Animation yang berarti Animasi. Di Jepang, Pelafalan kata Animation menjadi Anime-Shon, Kata ini kemudian disingkat menjadi Anime yang berarti Animasi buatan Jepang. Lalu bagaimana Perkembangan Animasi Jepang ini ?

Animasi mulai ada di Permulaan abad ke-20, saat para pembuat Film mengeksperimenkan Teknik Animasi yang sudah ada di Amerika Serikat, Prancis, Jerman dan Russia. Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya First Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Kemudian diikuti film pendek karya Oten Shimokawa yang merupakan Anime pertama. Anime ini berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki, Anime ini dibuat dan selesai pada tahun 1917, Anime ini hanya berlangsung selama 5 menit dan sampai sekarang Anime itu tidak dipakai lagi... Anime ini bercerita tentang seorang samurai sedang mengetes Pedangnya dengan suatu Target. Pada saat itu Oten membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk mengerjakan animasi sepanjang 5 menit tersebut dan masih berupa “film bisu”. Karya Oten itu kemudian disusul dengan anime berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro hasil karya Seitaro Kitayama pada tahun 1918, yang dibuat untuk pihak movie company Nihon Katsudo Shashin (Nikatsu). Pada tahun 1918 Seitaro kembali membuat anime dengan judul Taro no Banpei. Tetapi semua catatan tentang anime tersebut dikatakan hilang akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923.

 find picture klik here
.

Pada tahun 1927, Amerika Serikat telah berhasil membuat animasi dengan menggunakan suara (pada saat itu hanya menggunakan background music). Jepang kemudian mengikuti langkah itu dan anime pertama dengan menggunakan suara musik adalah Kujira (1927) karya Noburo Ofuji. Sedangkan anime pertama yang “berbicara” adalah karya Ofuji yang berjudul Kuro Nyago(1930) dan berdurasi 90 detik. Salah satu anime yang tercatat sebelum meletus Perang Dunia II dan merupakan anime pertama dengan menggunakan optic track (seperti yang digunakan pada masa sekarang) adalah Chikara To Onna No Yononaka (1932) karya Kenzo Masaoka.

Lama sesudah itu, tahun 1962 ada Anime yang merupakan Salah Satu Anime yang memasuki Era kesuksesan pertama. Anime ini bernama Tetsuwan Atom (Di Luar Jepang, Anime bernama Astro Boy) Karya Ozamu Tezuka. Astro Boy sangat Terkenal, bahkan sampai ditayangkan ke beberapa negara di luar Jepang. Namun, Astro Boy bukanlah animasi televisi buatan lokal pertama. Tahun 1960 adalah pertama kalinya ditayangkan anime TV di Jepang, yaitu yang merupakan Mittsu no Hanashi (Tree Tales) – The Third Bloodanime TV Special. Ozamu Tezuka dikatakan sebagai "Legenda dan Dewa para Manga". Astro Boy dibuat oleh Osamu Tezuka Production Animation Departement yang didirikan oleh Ozamu Tezuka (Dia mendirikan perusahaan baru ini di tahun 1962).

Seiring permulaan tahun 1970, Populasi pembelian Manga semakin Melonjak. Robot (Mecha) besar dalam anime pertama kali diperkenalkan pada tahun 1966 melalui karya Shotaro Kaneda, Tetsujin 28. Sejak itu mulai bermunculan anime-anime yang bertema hampir serupa, Contohnya Gundam. Anime yang diangkat dari karya mangaka dengan nama Monkey Punchyaitu Lupin Sansei (Lupin III) menjadi anime yang ditujukan bagi penonton dewasa dengan menyajikan humor-humor dewasa dan slapstick violence. Acara televisi ini ternyata sangat digemari sehingga muncul dalam bentuk film dan bahkan serial televisinya pun dibuat menjadi 2 sekuel.

Memasuki era 80-an, anime semakin digemari dan semakin banyak produser film yang berusaha memenuhi keinginan masyarakat. Pertumbuhan ini semakin ditunjang denganDescription: http://www.homerlibrary.org/uploaded_images/manga-girl-762215.png munculnya kaset video sebagai media. Dengan adanya teknologi VCR, masyarakat bisa memperoleh anime kesayangan mereka dalam bentuk video. Hal inilah yang kemudian mendorong munculnya versi video sebuah anime yang langsung dijual kepada masyarakat tanpa harus ditayangkan di televisi terlebih dahulu. (Dikenal dengan istilah OVA - Original Video Animation atau OAV - Original Animated Video). Keiji Nakazawa mengangkat tema korban Hiroshima dengan judul Hadashi no Gen yang diangkat menjadi anime pada tahun 1983 dengan sutradara Masaki Mari. Salah satu anime terkenal yang mengangkat tema serupa adalah Hotaru no Haka (Grave of the Fireflies). Dengan bermunculannya anime-anime dengan tema yang kompleks dan mendalam, maka anime telah menembus batasan “hanya untuk anak-anak” dan telah menjadi tontonan bagi berbagai macam tingkat usia pemirsa.

Anime masuk di Indonesia pertama kalinya adalah sekitar awal tahun 1980-an yang pada masa tersebut hadir dalam format video kaset. Tahun-tahun selanjutnya perjalanan hidup anime mengalami pasang surut dan sempat vakum seiring berakhirnya era mesin video Beta pada akhir tahun 1980-an. Sedangkan stasiun televisi lebih banyak memberikan jam tayangnya untuk animasi buatan Amerika atau Eropa yang dianggap lebih mudah memperoleh popularitas. Anime kemudian tidak lagi dianggap sebagai suatu trend sehingga sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan.

Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 1990-an anime mulai kembali eksis dan merupakan hal yang menggembirakan bagi penggemar anime di Indonesia. Stasiun-stasiun televisi mulai kembali gencar menayangkan acara anime. Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls, Magic Knight Rayearth, Dragon Ball, Shulato dan masih banyak judul lainnya yang pernah ditayangkan mendapatkan respon positif dari pada penggemarnya dimana masih tetap eksis walaupun sebagai kelompok minoritas dan secara tidak langsung mendukung perkembangan anime di Indonesia.

camtasia studio 6

Camtasia Studio 6  from TechSmith is an outstandingly easy-to-use program for creating HD-quality training, teaching and marketing video...